Monday, 10 December 2007

U can tell this some Crafttec Story

Got the mood now, so i just write something here...
Kalau terakhir kali tulisan gw berkisah tentang bisnis, pun kali ini.

Note: Artikel ini gw buat cukup panjang, jadi siap-siap dulu ya untuk membacanya.. So, if you dont have enough time, you can pending to read this... hehe

Perusahaan kecil yang gw buat bersama dengan Angga Dwiartama S.si, memang terlalu banyak bidang usahanya. Wajar, sebuah perusahaan yang dibentuk dengan euforia semangat dan modal seadanya belum bisa sepenuhnya yakin usahanya akan mapan dengan cepat.

Walau masih berstatus sebagai badan usaha yang bergerak di banyak bidang perdagangan dan jasa (begitulah yang tertera dalam akta notaris pendirian perusahaan ini), main platform nya tetap di bidang agribisnis. Perusahaan bayi ini sedang berusaha menemukan bidang usaha utama yang benar-benar sanggup menyokong kehidupannya. Sebutlah beberapa usaha yang awalnya dijalankan secara bertahap, kompos sampah organik, jamur tiram, lobster air tawar, sayuran organik, pendidikan lingkungan terpadu, plus pemberdayaan masyarakat.

Perlahan tapi pasti, tidak semuanya berkembang dengan baik. Ada yang perlahan merangkak naik dan mulai berkembang pasarnya serta terus berinovasi, ada pula yang statis saja, bahkan ada yang tidak berkembang dan terus mati.

Strategic business unit (SBU) Kompos Sampah Organik, hanya panas di awal saja. Pada dasarnya SBU ini memang merupakan usaha trading, dimana kami menjadi pemasar tunggal dari unit pengelolaan kompos ITB dengan produk kompos sampah bermerk "Kompos Ganesha". Kami cukup lama menyuplai beberapa gerai penjual tanaman hias di Bandung. Sempat pula ada tender untuk menjual kompos sejumlah 60 ton, but like i use to get before, kami kalah tender dengan penyedia kompos lain yang bersedia menjual komposnya dengan harga yang lebih murah (Crap! i'm starting crazy face this common failure). Bahkan sekarang kami sepakat untuk mundur dulu dari bisnis ini. See, it just die...


"Kompos Ganesha", kompos yang dibuat dari sampah kebun ITB


SBU berikutnya adalah Jamur Tiram. Di bisnis ini kami langsung mencoba untuk menjadi produsen dan mencoba beberapa kali membudidayakan jamur tiram dalam skala kecil. Berlangsung baik pada awalnya, dengan aneka inovasi dalam perawatan dan pemeliharaan produksi, kami dapat mendongkrak panen lebih cepat (hingga 3 kali lebih cepat dari waktu produksi normal log jamur biasa).

Hasil produksi pun habis terjual setiap minggunya, direct selling yang jadi pilihan kami untuk memasarkannya saat itu. Produksi kami berhenti pada saat log jamur tiram sudah tidak dapat menghasilkan jamur tiram. Kali ini dilanjutkan dengan pola trading lagi, kami membeli jamur tiram dari para pembudidaya tetangga, untuk selanjutnya kami jual kembali untuk memenuhi permintaan konsumen. Cukup lancar kelihatannya, ternyata tidak. Operational cost nya membengkak, kami tak kuasa mengontrol biaya transport yang jadi menekan karena permintaan pasar tidak juga berkembang, belum lagi keterbatasan SDM untuk SBU ini benar-benar menghambat kami. So, it began post poned too...


Log jamur tiram yang dimodifikasi
jumlah dan letak lubang tempat keluarnya jamur


Log jamur tiram di dalam green house Kanayakan


Kumbung jamur tiram skala besar


Tak lelah mencoba, sambil menjalankan SBU yang beragam ini kami juga membudidayakan Lobster Air Tawar. Budidaya lobster air tawar ini baru sampai tahap hatchery, menggunakan beberapa aquarium. Walau baru tahap pembenihan, teknologi yang kami terapkan untuk budidaya lobster air tawar ini lebih advance dari teknologi konvensional. Setidaknya begitulah yang direncanakan oleh tim, tapi pada akhirnya SBU ini malah gugur sebelum berkembang. Keterbatasan SDM lagi-lagi menghambat kami. At this moment we were thinking, "Are we serious on this lobster...?"

Sebenarnya pasar yang kami persiapkan cukup menjanjikan, bahkan berdasarkan informasi yang kami peroleh, kebutuhan lobster air tawar masih sangat tinggi untuk Bandung dan Jakarta. Walau pasar telah siap, kami bahkan belum sempat memanen lobster air tawar yang siap jual.


Lobster air tawar yang harga jual benihnya (usia 2 bulan)
adalah Rp. 1.500 per ekornya


Enough for unexpected result, SBU berikut alhamdullah masih "hidup" hingga saat ini. Pertanian Sayuran Organik, yang kami mulai sejak 1 tahun lalu.

Dimulai dari dua green house, satu green house kecil (2 m x 3 m) yang diperuntukkan untuk penyemaian benih dan satu lagi yang dibangun di atas tanah 3 m x 14 m untuk penanaman sayur. Green house ini dibangun diatas tanah milik Bapak Prof. I Gede Raka seorang guru besar di bidang Managemen Inovasi dari Teknik Industri ITB. Berkat kebaikan hati beliau, kami diperbolehkan untuk memulai usaha kami di lahan yang lokasinya berada sangat dekat dengan rumah beliau.


Smaller green house, untuk penyemaian benih


Kami melakukan penyemaian pertama di green house kecil, tentu saja dengan prosedur yang sesuai untuk pertanian organik. Dibantu oleh beberapa volunteer, kami mulai menyemai beberapa jenis benih sayuran. Sayuran yang kami semai saat itu antara lain vetsai, sawi putih, bayam, selada, seledri, cabai merah, wortel, dan bawang daun.


Semuanya berawal dari sini... penyemaian benih


Benih sayuran yang telah disemai


Saat itu kami belum siap untuk mempekerjakn pekerja untuk bekerja di green house kami, maklum we were newbie.. jadi kami mengerjakan semua kegiatan budidaya sayur sendiri. Bahkan dimulai dari pembangunan green house utama, kami lakukan sendiri. Berikutnya penyemaian, pengolahan tanah, pembuatan pupuk kompos dari kotoran ternak, penanaman, perawatan/pemeliharaan, dan penyiraman.

It's really hard if we do this alone, but we were team...


Sawi yang ditanam berselang dengan bayam


Pengolahan tanah dan penambahan pupuk kandang sebagai pupuk dasar
di green house penanaman dengan bak tanam bertingkat dua
(yg baju item itu namanya Agni salah satu anggota team gw)


Sayuran yang siap tanam dari penyemaian tidak serentak kami tanam. Kami melakukan sistem penanaman yang periodik dan bertahap, sehingga hasil panen akan berbeda/tidak bersamaan. Selain itu kami juga melakukan penanaman sayuran yang beragam sehingga waktu panennya pun akan berbeda-beda. Sistem ini memungkinkan kami untuk panen secara kontinyu setiap minggu.

Pada panen perdana, selada duluan unjuk gigi dengan kualitas yang tidak mengecewakan. Panen perdana ini kami bagikan, salah satunya kami berikan pada Pak Raka. And the cycle began... sayuran lain pun mulai panen bertahap.

Gak juga lancar sepenuhnya, ada serangan virus menyerang daun-daun sawi dan vetsai... Daun-daunnya memang sering menyentuh tanah media saat disiram, mungkin karena itu juga infeksi virus dapat mudah terjadi. Plus, green house ini belum tertutup sepenuhnya dengan kassa, kemungkinan serangan penyakit masih besar terjadi. Serangan seperti ini rawan sekali menyebar ke tanaman lain, jadi segera deh kita musnahkan sayuran dari dua jenis itu (huff, sayang banget yak...) Crap! ada aja ya cobaannya... tapi disini belajarnya.

Gak menyerah kami masih bertahan pelihara sisa sayur yang masih hidup, dan perlahan kami terus panen hampir setiap minggu, namun terkadang panen di-pending dan berakibat beberapa sayuran over growth. See, i think this is one of reasons why we were failure often...

Sehabis semuanya panen, kami berhenti menanam untuk sementara. Evaluasi, dan me-review kembali pekerjaan kami. Secara ekonomis, penanaman perdana ini dihitung rugi. Tidak ada sayuran yang dijual, namun yang paling penting kami belajar banyak bagaimana membudidaya kan sayuran organik dengan benar.

Berdasarkan evaluasi di sana-sini, kami merasa lumayan siap, seandainya ada peluang untuk up scalling, sambil terus belajar tentunya. Dan, peluang itu datang... Sekarang kami sedang mencoba kembali budidaya sayuran organik di dalam green house, di daerah cisarua lembang. Lumayan besar, kurang lebih 1.000 m2 luas tanahnya, terdiri dari tiga green house besar. Kali ini kerja sama dengan salah satu teman, Bestri. Alhamdulillah kali ini kami mempekerjakan satu orang pegawai, Mang Uso namanya. Sekarang kami sudah mulai panen secara bertahap, dan menjual hasil panen berdasarkan pesanan.

Yup, like i said before this SBU still breathing... Doakan saja, mudah-mudahan SBU ini lancar selalu dan terus berkembang.


Sayuran organik bernilai jual lebih tinggi dari sayur biasa


Yang berikutnya lebih tepat disebut unit atau divisi daripada SBU, sebab ESE Education (economic social empowerment) bergerak di bidang pendidikan yang lebih mengarah pada pendidikan lingkungan terpadu. Pada awalnya divisi ini lebih fokus pada pendidikan lingkungan untuk anak, dan spesifiknya untuk anak-anak yang kurang mendapat akses pendidikan yang cukup dan baik.

Di awal terbentuknya divisi ini berhasil mengadakan beberapa program pendidikan lingkungan terpadu. Bertempat di lokasi kebun green house Kanayakan, divisi ini sukses menjalankan program edukasi lingkungan yang berupa pengenalan wawasan lingkungan seperti pemilahan sampah, pengelolaan sampah organik menjadi kompos, hingga aplikasi penanaman sayur menggunakan pupuk kompos (tools-nya pun menggunakan green house kami).


Pengenalan pemilahan sampah dan pengomposan
Orang di sebelah kiri gw loh, saat berambut jabrik... keren gak? hehe


Fasilitator dari CRAFTTEC dan anak2
dari Madrasah Ibtidaiyah Al-Hidayah Dago


Sekarang divisi ESE Education ini malah sudah berkembang jauh. Bekerja sama dengan Pustakalana kami telah merampungkan kegiatan ruang terbuka bagi anak, yaitu Kisah Sahabat Kota I (2-7 Juli 2007). Di KSK pertama ini anak-anak diajak belajar di ruang terbuka seperti pasar, taman kota, bantaran sungai (mengenal lingkungan kotanya sendiri), hingga melihat panorama Kota Bandung dari ketinggian menara Mesjid Agung Bandung.

Melalui kegiatan ini anak-anak mampu lebih peka dan sadar terhadap lingkungannya, sehingga dapat menjadi insan yang berwawasan lebih luas, kritis dan berdaya.

Sementara pada Kisah Sahabat Kota II yang dilaksanakan pada 28 Oktober hingga 24 November 2007 yang lalu, KSK II lebih berorientasi sosial, dimana rangkaian acara lebih bertujuan untuk mengasah kepekaan dan kepedulian sosial anak, baik kalangan menengah ke bawah maupun ke atas.

Pada KSK II ini dilibatkan juga beberapa volunteer pendamping anak, sebagian besar berasal dari mahasiswa ITB. Untuk kepentingan ini dibuat pelatihan relawan pendamping anak, melibatkan berbagai pihak sebagai pematerinya, seperti Psikolog dari Balai Pelayanan Inovasi Psikologi Universitas Padjajaran Bandung, dan lembaga fasilitasi aktivis yaitu KAIL.

Dalam pelatihan yang diadakan setiap minggu hingga 30 September 2007 ini, kami berkesempatan untuk mengajak teman volunteer tambahan. Terdiri dari berbagai kalangan pelajar yang terjaring lewat open recruitment (setingkat SMU hingga S2 Psikologi), semuanya diarahkan menjadi relawan pendamping anak. Melalui sistem komunitas belajar, para volunteer/relawan baru ini diharapkan dapat berkembang menjadi relawan yang berkontribusi bagi dunia pendidikan anak.

Whew, another one dying.. the another grow up...


Pelatihan relawan KSK II di Alebene


Foto bersama panitia, relawan, dan fasilitator KSK II
(I'm already gone when this picture taken, Damn!)


Itulah beberapa SBU dari CV. CRAFTTEC yang kami perjuangkan bersama selama 1,5 tahun terakhir. Suka dukanya sudah gak terhitung, tapi manfaatnya pun tak terhitung. Memang gak semuanya bisa berhasil dan sukses, tapi melalui ini gw dan teman-teman di CRAFTTEC bisa belajar banyak, banyaaaakk sekali, yeah! we learnt a lot.

Now, gw bener-bener berharap core utama CRAFTTEC mulai dipertahankan. Yang jelas platform utama kami tetap berada di agribisnis, tepatnya di pertanian organik dan edukasi.

Gw yakin beberapa tahun kedepan, semuanya akan lebih jelas lagi dan lebih berkembang. Gak pernah pupus harapan gw, dari sini gw bisa mandiri dan membantu orang lain dan lingkungan. Muluk-muluk kedengarannya, tapi tidak kalo kita jalani perlahan dan sabar.

I wont give up although i'm facing some failures again and again. Just fight!

Just, do everything with all your heart and leave the result following your will....

Hahaha barusan banget gw ngarang that last comment. Ciao!



Marketing Manager,
Ridwan Nugraha

CV. CRAFTTEC (Creative Farming Trading and Technology)
Komp. Cibolerang J-28, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. 40224.

8 comments:

Anonymous said...

wow...first to comment...
yang sabar wan...kalau jodoh mah ga akan lari kemana
(Naif - Kontak Jodoh)

Anonymous said...

tetap semangat & salut!

Anonymous said...

jgn pernah menyerah yah, hidup memang untuk terus berjuang, DAN perjuangan adalah nafas hidup. Pertahankan nafas itu ! :)

Anonymous said...

Semoga sukses dengan CRAFTTEC nya

fawz babyshop said...

sy suka sekali dengan semangatnya. kapan2 saya mau dong diajakin dalam kegiatannya. oia kalo mau jadi relawan di kisah sahabat kota gimana ya?? menarik juga. ini email sy vie.behappy@gmail.com. ditunggu infonya...

nongmoa said...

Salut bos atas ulasannya.bisa gak minta no telp Cv, cravtev. coz kita lagi nyari benih jamur tiram dalam jumlah banyak.thank.

yaya said...

seronoknya, rasa ingin turut serta dengan saudara pula.

ochi said...

Bangga bang dengan inovasinya dah bisa dikatakan generasi muda yang sukses, aku pingin skali seperti abang tapi aku awalnya dari kultur jaringan kentang yang kami aklimatisasi di screen house alhamdulillah skrang dah produksi. Aku skarang juga dah berhasil menumbuhkan jamur siitake sebanyak 200 baglog namun kendalanya di rumah kumbung yang belum tersedia jadinya kami hanya buat yang sederhana skali akibatnya banyak yang tidak mengeluarkan badan buah. Mohon triknya dongk untuk pembuatan kumbung dan pemliharaannya....